Thursday 22 August 2013

Keselamatan: Menghasilkan Buah Oleh Karya Allah


Kita akan melanjutkan pembahasan Firman Allah mengenai pokok keselamatan. Di pesan yang lalu, kita melihat bahwa 'iman yang menyelamatkan' itu tidak kurang dari komitmen total. Kita melihat bahwa ada berbagai macam orang yang datang ke tengah jemaat Allah, yang menjadi Kristen dengan berbagai macam alasan. Namun yang Allah cari di dalam hati kita adalah komitmen yang utuh kepadaNya. Jika hal ini merupakan persyaratan di Perjanjian Lama, maka tentunya hal ini merupakan persyaratan minimum di Perjanjian Baru. Di Perjanjian Lama saja, hal ini sudah dituntut dari bangsa Israel, yang merupakan suatu kerajaan duniawi.
Mereka dituntut untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap kekuatan dan segenap pikiran mereka. Suatu hal yang selalu mengejutkan hati adalah anggapan bahwa persyaratan Allah sudah dikurangi di dalam Perjanjian Baru. Kitab Suci berkata bahwa setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut [Luk 12:48]. Demikianlah, pengabdian kita kepada Tuhan paling tidak harus memenuhi tingkatan yang minimum. Yang minimum itu setidaknya sama dengan yang terdapat di dalam Perjanjian Lama. Kita juga telah melihat bahwa iman yang menyelamatkan itu haruslah iman yang seperti milik Abraham; tepatnya yang tertulis di dalam Roma 4:16, iman yang sama utuhnya seperti iman Abraham.

Kita mengerjakan keselamatan kita sementara Allah berkarya di dalam diri kita

Namun setelah kita memiliki iman dengan komitmen yang total ini, ke mana lagi langkah harus kita arahkan? Jenis kehidupan Kristen macam apakah yang harus kita jalani? Di Filipi 2:12b-13, rasul Paulus mengatakan hal ini: karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Di pesan ini, saya akan memakai ayat ini sebagai titik awal pembahasan. Perhatikan di sini, rasul Paulus, seorang rasul iman yang besar, berkata bahwa kita harus mengerjakan keselamatan kita. Pertama, perhatikan kata 'mengerjakan' dalam kaitannya dengan keselamatan ini. Ada semacam phobia atau ketakutan terhadap kata 'mengerjakan' ini di dalam gereja, namun kita akan melihat bahwa Paulus tidak mengalami phobia tersebut. Dia berkata, "Kamu ingin keselamatan buatmu? Kamu harus mengerjakan keselamatan itu." Kedua, perhatikan ini: dia tidak berkata bahwa Allah akan mengerjakan keselamatan Anda itu bagi Anda. Bukan itu, yang dia katakan adalah, "Kamu harus mengerjakan keselamatanmu." Ketiga, perhatikan bentuk dari kata 'mengerjakan (work)' ini. Yang digunakan adalah bentuk sekarang yang berkelanjutan (present continuous tense), yang berarti bahwa ini adalah sesuatu hal yang harus terus Anda kerjakan. Anda harus terus mengerjakan keselamatan Anda. Ini bukanlah sesuatu hal yang pernah Anda kerjakan di masa lalu dan bisa Anda lupakan sekarang. Dan hal ini juga merupakan hasil karya Allah di dalam diri Anda, seperti yang dikatakan oleh Paulus di ayat 13. Jika Allah berkarya di dalam diri Anda, mengapa Anda masih harus mengerjkan keselamatan Anda itu? Pokok penting dari ayat ini akan menjadi hal yang saya ingin agar Anda renungkan. Ayat ini berkenan dengan keselamatan kita, karena itu ayat ini sangatlah penting bagi kita. Allah berkarya di dalam diri Anda. Apakah itu sudah cukup? Kebanyakan orang akan berkata bahwa itu sudah cukup. Allah berkarya di dalam diri Anda, apa lagi yang Anda inginkan? Dia mengerjakan dalam menghendaki maupun melakukan. Apakah itu berarti itu saja pesannya? Tidak, Paulus tidak berkata seperti itu. Dia berkata bahwa Allah bekerja di dalam diri Anda dan Anda harus mengungkapkannya keluar. Bagaimana kita memahami hal ini?

Ajaran yang alkitabiah tentang 'buah' menjernihkan dua macam kekeliruan tentang keselamatan

Saya akan menguraikan hal ini melalui satu kata yang sangat penting dari Alkitab, yaitu kata 'buah'. Saya akan menguraikan makna penting dari buah. Dalam menguraikan makna kata ini, saya ingin meluruskan dua macam kekeliruan mendasar yang umum dalam kaitannya dengan pokok mengenai keselamatan. Pertama, ada satu pandangan bahwa jika Anda sudah percaya, dan mempercayai Yesus sepenuh hati Anda, maka Anda akan terus selamat tanpa peduli apakah Anda masih tetap di dalam iman tersebut atau tidak. Ini adalah doktrin yang dikenal dengan istilah "sekali selamat tetap selamat". Inilah doktrin yang mengajarkan bahwa begitu Anda percaya kepada Yesus, entah itu pada minggu yang lalu, 2 tahun lalu, atau 20 tahun yang lalu, selama Anda pernah mempercayai Yesus, maka Anda akan baik-baik saja untuk sepanjang hidup Anda, atau dalam hal ini, selama kekekalan. Mereka gagal melihat bahwa ini adalah doktrin iman yang meniadakan iman. Ini adalah satu aksi iman yang menghapus kebutuhan akan iman yang lebih lanjut. Dapatkah Anda melihat, bahwa jika hal ini memang benar berarti Anda hanya satu kali saja membutuhkan iman? Setelah itu, tidak menjadi masalah apakah Anda tidak lagi memiliki iman. Ini adalah iman yang menghapus semua jenis iman! Bisakah Anda melihat bahwa ini adalah ajaran mengenai penerimaan kasih karunia cukup satu kali saja yang mengakhiri semua kebutuhan akan kasih karunia yang selanjutnya? Anda tidak membutuhkan kasih karunia lagi; Anda cukup menerimanya satu kali saja, dan beres sudah semuanya. Jadi, ini adalah ajaran 'sekali percaya untuk selamanya', yang mengajari Anda bahwa selanjutnya Anda tidak membutuhkan iman lagi. Suatu ajaran tentang penerimaan kasih karunia 'sekali untuk semuanya', dan selanjutnya, Anda tidak membutuhkan kasih karunia lagi. Sulit bagi saya untuk memahami mengapa ajaran yang sangat keliru ini bisa begitu luas diterima. Tidak bisa saya pahami. Hal ini mengingatkan saya pada firman yang tertulis di dalam Matius 24:24, di mana Yesus berkata bahwa harinya akan tiba di mana sekiranya mungkin, Iblis bahkan akan menyesatkan orang-orang yang terpilih dari Allah. Sungguh merupakan pernyataan yang mengerikan, di mana sekiranya mungkin, bahkan orang-orang terpilih juga akan disesatkan! Dan ajaran [sekali selamat tetap selamat] ini menunjukkan betapa memungkinkannya hal itu. Saya berdoa supaya ketika kebenaran itu sudah dinyatakan kepada Anda, maka Anda bisa melihatnya dengan sangat jelas. Hal kedua yang perlu kita pahami adalah bahwa keselamatan itu merupakan suatu proses yang berkelanjutan, yang berujung pada keselamatan yang penuh. Keselamatan bukanlah suatu tindakan tunggal. Keselamatan memiliki titik awal; bermula dari satu titik tertentu. Akan tetapi titik awal itu jelas bukan segala-galanya; harus ada proses yang berkelanjutan. Jika kita cermati pertanyaan-pertanyaan tersebut di dalam terang ajaran yang alkitabiah mengenai 'buah', saya rasa persoalannya akan menjadi sangat jelas bagi Anda. Apakah yang diajarkan oleh Alkitab mengenai 'buah'? Sangatlah penting bagi kita untuk memahaminya! Sangat penting karena kata 'buah' ini dipakai sebanyak 66 kali di dalam Perjanjian Baru. Angka statistik dapat membantu kita dalam memahami Perjanjian Baru, yaitu dengan menunjukkan seberapa sering sebuah kata muncul di dalam Perjanjian Baru. Frekuensi kemunculan dapat membantu untuk menggambarkan seberapa penting kata tersebut. Selain itu, kata ini muncul sebanyak 46 kali di dalam Injil-Injil. Jika diteliti lebih jauh lagi, dari ke-46 kali kemunculannya di dalam Injil, sebanyak 42 kali kemunculannya adalah di dalam ajaran-ajaran Yesus Kristus sendiri. Dari sini terlihat bahwa kata 'buah' ini adalah unsur yang sangat penting di dalam pengajaran Yesus. Di dalam Injil Matius saja, kata 'buah' ini muncul sebanyak 19 kali, dan 18 kali di antaranya adalah di dalam pengajaran Yesus - hanya dari satu Injil saja! Betapa pentingnya kata 'buah' ini di dalam pengajaran Yesus! Camkanlah, di dalam Perjanjian Baru, kata 'buah' berbeda maknanya dengan kata 'buah' di dalam bahasa Inggris. Di dalam bahasa Inggris [atau juga Indonesia], kata buah bisa berarti pisang, jeruk, apel atau buah pir - hal-hal semacam ini. Di dalam Perjanjian Baru, kata 'buah' memang mencakup makna buah-buahan seperti itu, namun makna kata itu mencakup hal-hal yang lebih luas lagi. Sebagai contoh, gandum juga bisa dirujuk sebagai buah. Malahan, kita bisa temukan rujukan yang menyebutkan seluruh hasil panen sebagai buah. Sebagai contoh, di Matius 13:8, kata 'buah' di sana mengacu kepada gandum yang telah ditabur, bukan kepada jenis yang lainnya seperti apel atau pir. Di Lukas 12:17, kata 'buah' ini mengacu pada seluruh hasil panen dari si orang kaya itu. Sebenarnya, kata 'crop [hasil tanah]' itu adalah terjemahan dari kata Yunani yang berarti 'buah'.

Allah harus mendapatkan buahnya!

Renungkanlah hal ini: tak ada petani yang menanami lahannya hanya untuk sekadar bisa berkata, "Lihatlah ladangku! Ada banyak tumbuhan gandum di sana!" Untuk apakah seorang petani menanami ladangnya? Dia ingin menikmati panen - buah - dari apa yang telah ditanamnya. Dia tidak akan memuaskan diri dengan menatap ladangnya yang menghijau, bukankah begitu? Saat dia menanami ladangnya, ketika tanaman itu mulai bertumbuh, hal apakah yang dia harapkan? Dia mengharapkan buah sebagai hasil dari segenap usahanya itu. Menurut Anda, untuk apakah Allah "menanam" kita? Anda bisa lihat bahwa Allah adalah Si Penabur benih itu. Itulah isi dari perumpamaan tentang penabur benih. Demikianlah, Allah telah menaburkan benih Injil ke dunia. Untuk apakah itu? Supaya ladang menjadi penuh dengan tanaman hijau? Tentu tidak! Dia menginginkan buah yang bisa Dia panen. Namun sekarang ini, melihat cara Injil diberitakan, Anda akan berpikir bahwa yang Allah inginkan adalah ladang yang dipenuhi oleh tanaman yang menghijau saja; bahwa itulah hal terpenting yang akan didapat jika Anda menaburkan benih di ladang, Anda mendapatkan tanaman yang bertumbuh. Tak jadi soal apakah tanaman itu berbuah atau tidak; jika gandum itu tidak menghasilkan buah, tidak akan dipersoalkan. Selama Anda memiliki tanaman yang menghijau, maka tidak ada masalah. Mungkin Anda pernah menyuruh seseorang menanam sebatang pohon buah, dan untuk apakah Anda menanam pohon buah tersebut? Entah Anda menanam anggur atau pohon ara, untuk apakah Anda menanamnya? Yang pasti, Anda ingin menikmati sesuatu dari pohon tersebut. Demikianlah, lewat gambaran yang sama di dalam Alkitab, kita, sebagai orang-orang Kristen, digambarkan seperti pohon anggur, gereja digambarkan seperti pohon anggur yang menghasilkan buah anggur, kadang kala juga digambarkan sebagai pohon ara. Jadi, dari sini, Anda bisa lihat betapa pentingnya bagi Allah untuk memperoleh buah. Bahkan lebih dari itu! Alkitab memberitahu kita bahwa Dia tidak sekadar mengharapkan buah dari kehidupan kita, tapi buah adalah sesuatu yang harus ada! Ini adalah kewajiban mutlak! Dia tidak berkata, "Nah, jika ada buah cukup menyenangkan. Kalau memang tidak ada buah, tidak jadi masalah, yang penting masih ada tanaman di ladang ini." Alkitab menjelaskan kepada kita dengan sangat gamblang bahwa Allah harus melihat adanya buah. Di sini, kita akan melihat segenap proses keselamatan. Pertama-tama, kita melihat bahwa benih Injil itu ditabur di dalam hidup kita. Di mana ada kehidupan, di sana ada pertumbuhan. Jika tidak ada kehidupan, maka tidak ada pertumbuhan. Namun Anda mungkin berkata, "Yah, kalau begitu, jika ada pertumbuhan berarti itu sudah cukup bagus." Tidak, hal itu masih belum cukup bagus bagi Allah. Mungkin sudah cukup bagus bagi kita, namun masih belum cukup bagus bagi Allah Yahweh. Dari hidup harus ada pertumbuhan, dan dari pertumbuhan harus ada buah. Di pesan ini, saya ingin tunjukkan kepada Anda betapa mendasarnya arti penting dari buah itu. Saya ingin menyampaikan semua bukti-bukti, dan saya akan memulai dari Paulus. Paulus tidak menyampaikan hal yang berbeda dari Yesus. Paulus berkata di dalam Roma 7:4, "Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, -- siapakah orang lain itu? Orang lain itu adalah -- yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati -- orang lain ini adalah Yesus. Sekarang perhatikan kata-kata berikut --, agar kita berbuah bagi Allah." Dia telah mati dan bangkit kembali supaya kita bisa menjadi milik Kristus, supaya kita bisa berbuah bagi Allah. Angkatan yang sesatlah yang akan membaca semua [ayat itu] namun mengabaikan kata-kata yang terakhir: agar kita berbuah bagi Allah, sebab justru kalimat yang terakhir itulah yang menjelaskan segenap tujuan mengapa Kristus telah mati dan bangkit kembali. Kita akan kembali lagi ke ayat ini nanti. Pertama-tama, kata buah ini mengacu pada berbagai macam hal di dalam Perjanjian Baru. Semua buah berasal dari sesuatu yang hidup. Itu sebabnya di dalam Alkitab, kata 'buah' dipakai dalam kaitannya dengan tanaman atau binatang. Kata ini juga dipakai dalam kaitannya dengan manusia. Orang-orang adalah buah. Jadi Alkitab juga berbicara tentang 'buah kandungan', yang mengacu pada anak-anak. Demikianlah, orang-orang juga dirujuk sebagai buah, misalnya, di dalam Lukas 1:42, dan juga di dalam Kisah 2:30 (kata keturunan dalam terjemahan LAI). Saya ingin menyajikan bukti-bukti yang cermat dan saya harap Anda tidak menjadi bosan karena saya menyajikan rujukan-rujukan ayat. Sangatlah penting bagi Anda untuk mengetahui bahwa yang disampaikan ini adalah Firman Allah dan bukannya pendapat saya. Periksalah rujukan-rujukan tersebut untuk memastikan apakah ayat-ayat tersebut memang menyatakan hal seperti yang saya sampaikan. Anda menerimanya jika itu memang Firman Allah.

Empat jenis orang

Terdapat 4 macam tingkatan yang berkenaan dengan buah ini, 4 tingkatan yang berkaitan dengan 4 jenis orang yang berbeda. Apakah Anda akan masuk ke dalam salah satu dari keempat kategori itu?

1) Buah yang buruk

Kategori yang pertama berkaitan dengan buah yang buruk - yakni orang-orang yang menghasilkan buah yang buruk. Mereka memiliki buah, akan tetapi buah tersebut buruk. Ini yang disebut oleh Paulus di dalam Roma 7:5 berbuah bagi maut. Dia berkata bahwa jika Anda hidup di dalam daging, buah macam apakah yang akan Anda hasilkan? Anda akan menghasilkan buah yang membawa maut. Ini adalah buah maut. Di Matius 7:17-20, seluruh ayat-ayat tersebut berbicara tentang hal menghasilkan buah. Matius 12:33, berbicara tentang perbedaan antara buah yang baik dengan yang buruk. Apa yang terjadi dengan pohon yang menghasikan buah yang buruk, yang tidak baik? Ada pohon-pohon yang jenisnya baik, namun kemudian mereka menghasikan apel atau buah pir yang sangat kecut sehingga tidak bisa dimakan. Apa yang akan Anda perbuat dengan pohon yang semacam itu? Anda menebangnya! Itulah hal yang sejak awal disampaikan oleh Yohanes Pembaptis kepada orang-orang Israel. Dia berkata, "Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 3:10). Orang-orang Israel melakukan kesalahan yang sama dengan yang diperbuat oleh orang-orang Kristen zaman sekarang. Ketika nabi besar Yohanes Pembaptis datang dan menyerukan pertobatan serta kekudusan hidup, orang-orang Israel berkata, "Tak masalah, kami anak-anak Abraham." Apa maksud mereka dengan ucapan itu? Maksud ucapan mereka sama dengan makna ucapan sebagian orang Kristen zaman sekarang ini, "Sekali selamat tetap selamat.": "Kami adalah anak-anak Abraham; tak ada sesuatu hal pun yang bisa terjadi pada diri kami." Sungguh mengherankan melihat mereka bisa membaca ayat-ayat ini di dalam Kitab Suci, dan membacanya dengan memakai penutup mata, dengan mata yang buta! Apa kata Yohanes Pembaptis pada orang-orang seperti ini? "Janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!" (Mat. 3.9) Dengan kata lain, dia menyatakan, "Jangan membual dengan statusmu. Statusmu itu tidak lebih berharga daripada batu-batu di tanah ini! Jangan berkata pada dirimu, 'Siapa yang memerlukan kekudusan? Abraham adalah bapa kami. Kami baik-baik saja. Kami adalah anak-anak perjanjian dari Allah!'" Yohanes Pembaptis berkata kepada mereka, "Kamu harus bertobat dan menghasilkan buah pertobatan. Kalau kamu tidak menghasilkan buah yang baik, kuberitahu kamu apa yang akan Allah perbuat padamu, hai anak-anak Abraham, yang menyombongkan diri sedemikian rupa, Dia akan menebangmu!" Kemudian dia melanjutkan, "Kuberitahu bahwa setelah Dia menebangmu, Dia akan membuangmu ke dalam api!" Jadi janganlah kamu berpikir, 'Yah, Dia memang akan menebangku, namun Dia akan menegakkanku lagi. Jadi, aku akan baik-baik saja!' Lalu dia menyampaikan gambaran yang lain. Dia berkata, "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Mat 3:12) Buah yang buruk akan berakhir dalam bencana!

2) Tidak berbuah sama sekali

Poin yang kedua adalah: Lalu bagaimana jika Anda tidak menghasilkan buah yang buruk? Anda sama sekali tidak menghasilkan buah! Anda mungkin akan memuji diri dan berkata, "Tak masalah, aku tidak menghasilkan buah yang buruk. Ini keadaan yang tidak jelek; aku tidak menghasilkan apa-apa." Jika Anda berpikir seperti itu, Kitab Suci juga sudah mencegat Anda di sana. Di dalam perumpamaan tentang penabur benih di Matius 13:22, terdapat bagian yang menangani hal ini - bagian yang menguraikan tentang gandum yang terhimpit oleh semak belukar dan tidak menghasilkan apa-apa. Apakah Gandum itu memiliki hidup? Sudah pasti, gandum itu memiliki hidup. Apakah dia bertumbuh? Tentu saja, ia bertumbuh. Akan tetapi ia tidak menghasilkan buah. Apa yang terjadi padanya? Gandum itu mati, terhimpit. Untuk memastikan agar kita tidak beranggapan bahwa karena kita tidak menghasikan buah maka kita akan baik-baik saja, Yesus memberi tindakan perlambang yang sangat mengerikan. Di Matius 21:19 Yesus memberi perumpamaan di mana dia mengutuk sebatang pohon ara. Mengapa Yesus mengutuk pohon ara itu? Karena sangat banyak daunnya! Terlihat sangat indah - penuh dengan daun! Lebatnya daun ini memberikan janji akan banyaknya buah karena pohon itu terlihat sangat subur. Saat pohon ara mulai berdaun lebat, seharusnya ia juga berbuah banyak. Sekalipun saat itu bukanlah musim buah ara, namun pohon yang satu ini merupakan pengecualian karena ia sudah berdaun lebat. Anda tahu, jika belum musimnya, daunnya akan sangat jarang karena daun dan buahnya muncul berbarengan. Namun pohon ara yang satu ini daunnya lebat sekali, sehingga Yesus berharap untuk bisa mendapatkan banyak buah di sana. Namun ketika dia sampai di sana, yang dia temukan hanyalah daun saja, tak ada buahnya. Pohon ini ternyata memanfaatkan semua energi yang dia peroleh untuk menghasikan daun saja, tak ada lagi energi tersisa untuk menghasikan buah. Seperti yang telah diketahui umum, Anda harus memangkas cabang-cabang dan daun-daun supaya sebatang pohon bisa menghasikan lebih banyak buah dan tidak terlalu banyak daun. Pohon ini sama seperti kebanyakan orang yang rajin menjalankan ibadah agama, akan tetapi mereka tidak menghasilkan buah yang rohani. Itulah perkara yang dibenci oleh Allah: agama tanpa kerohanian. Dan itulah persoalan yang melanda orang-orang Farisi. Mereka penuh dengan peribadatan. Mereka sangat gemar peribadatan! Tapi di mana buah rohani yang memberi kemuliaan bagi Allah serta berkat bagi orang lain? Tak heran jika Allah mengutuk pohon ara tersebut! Tuhan Yesus berkata, "Biarlah kamu tidak berbuah lagi," dan pohon ara itu menjadi layu dan mati. Dia binasakan pohon ara itu. Jangan memuji diri Anda atas kelimpahan daun Anda. Tak ada petani yang menanami ladangnya hanya untuk memandangi dedaunan saja. Dia menanam pohon tersebut untuk menikmati buahnya. Seolah-olah Yesus kuatir kalau kita masih belum paham akan maksudnya, dia juga menyampaikan sebuah perumpamaan di Lukas 13:6-9 - yakni perumpamaan tentang pohon yang tidak menghasilkan buah. Di sini, diberi gambaran tentang seseorang yang menanam sebatang pohon, lalu dia datang setiap tahunnya, hendak mencari buah dari pohon itu. Perhatikan bahwa orang ini menginginkan buah. Dia mencari buah, akan tetapi dia tidak mendapatkannya. Kemudian, dia berkata kepada orang yang merawat pohon itu, "Tebang pohon ini! Pohon ini menghabiskan tempat di kebunku. Aku menanam pohon bukan untuk melihat daunnya. Tebanglah dia!" Lalu orang yang merawat pohon itu berkata, "Biarlah dia tumbuh setahun lagi." Percakapan ini terdengar seperti percakapan antara Bapa dan Anak, "Mari kita beri dia waktu setahun lagi. Jika pada akhir tahun tersebut, dalam kesempatan terakhirnya, ia tidak berbuah juga, kita tebang saja dia." Saya harap pesan tersebut bisa Anda tangkap dengan jelas. Allah mencari buah di dalam kehidupan Anda dan Dia tidak menunggu berlama-lama. Dan jika buah [yang baik itu] tidak dihasilkan, maka pohon tersebut akan ditebang. Yesus menyampaikan hal yang bermakna persis sama di dalam Yoh 15:2. Injil Yohanes pasal 15 sangatlah penting berkenaan dengan pokok bahasan ini. Kata 'buah' muncul sebanyak 7 kali dalam rentang 11 ayat pertama. Di ayat 2 Yesus mengatakan hal ini: "Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya." Kata yang diterjemahkan sebagai potong, dalam bahasa Inggris adalah kata takes away yang kedengarannya tidak terlalu keras. Namun ini adalah kata yang sangat keras dan menakutkan di dalam Perjanjian Baru. Kata tersebut dipakai di dalam Yoh 19:15, di mana orang banyak berteriak-teriak, "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia! (Away! Away!)" yang berarti "Hukum mati dia!" Sekeras itulah makna kata ini. Teriakan mereka, "Enyahkan Dia! Enyahkan Dia!" itu berkaitan dengan Yesus. Kata ini tepat sama dengan kata yang digunakan di dalam Yoh 15:2. Kata yang sama muncul lagi di dalam Matius 24:39, yang mengacu kepada masyarakat di zaman Nuh saat air bah melenyapkan mereka semua, karena mereka tidak menghasilkan buah pertobatan. Saya harap Anda bisa mulai melihat bahwa kata 'enyahkan (away)' atau kata 'potong (takes away)' adalah ungkapan yang sangat keras. Kamus bahasa Yunani karangan Arndt and Gingrich menerjemahkan kata Yunaninya dengan ungkapan 'cut off (potong)'. Demikianlah, kita lihat bahwa melainkan ada buah, yang terjadi adalah kebinasaan karena Allah tidak akan mendiamkan keadaan seperti itu.

3) Menghasilkan buah, tetapi tidak banyak

Selanjutnya, kita sampai pada situasi yang ketiga, yakni jenis yang menghasilkan buah, akan tetapi tidak banyak. Hal ini juga terlihat di dalam Yoh 15:2, "...dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya," Allah membersihkan ranting tersebut, "supaya ia lebih banyak berbuah." Pertama-tama, saya harap agar Anda perhatikan bahwa mereka yang tidak menghasilkan buah itu sama saja dengan mereka yang menghasilkan buah yang buruk - keduanya dipotong! Namun selanjutnya, jenis yang ketiga ini menghasilkan buah, hanya saja buah yang mereka hasilkan tidak banyak, mereka ini juga akan merasakan tajamnya pelatihan dari Allah. Pelatihan ini disebut 'pemangkasan (pruning = pembersihan, pemangkasan)" oleh Allah. Allah akan membersihkan mereka. Saya yakin bahwa Anda tahu apa arti dari 'pruning (pembersihan, pemangkasan)' itu. Tujuan pemangkasan adalah supaya Anda menghasilkan sedikit daun dan banyak buah. Sekarang ini, jika Allah mengamati gerejaNya, apakah yang akan dilihatNya? Yang Dia lihat adalah banyaknya pohon tanpa buah, yang sedang menunggu untuk ditebang. Namun Dia juga melihat pohon-pohon yang memang menghasilkan buah, akan tetapi tidak banyak dan oleh karena kasihNya, Dia akan memangkas mereka. Tujuan pemangkasan ini bukan untuk melukai tapi supaya Anda menghasilkan lebih banyak buah. Di Ibrani 12:11, kita temukan sesuatu yang persis seperti ini. Di sini, si penulis memberitahu kita bahwa ketika Dia memangkas kita, Dia - dengan menggunakan gambaran yang lain - memperlakukan kita seperti anakNya sendiri. Sebenarnya, seluruh bagian bacaan ini mencakup ayat 3-11. Dan di sini, si penulis sedang mendorong semangat orang-orang Kristen yang telah menghasilkan beberapa buah. Kita akan baca ayat yagn terakhir saja, yakni ayat 11 yang berkata, "Memang tiap-tiap ganjaran (atau pengajaran, pelatihan) pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya." Demikianlah, setiap kali Anda menghadapi pengalaman yang buruk sebagai seorang Kristen, yaitu, jika Anda masuk ke dalam berbagai macam kesukaran, janganlah kuatir. Itu hanya sekadar proses pelatihan di mana Dia membantu Anda untuk menghasilkan buah kebenaran. Kata terakhir dari ayat ini, dilatih olehnya, sangatlah menarik. kata ini berasal dari kata Yunani gymnazo, yang menjadi asal mula kata gymnastic (latihan jasmani) dalam bahasa Inggris. Demikianlah, kata gymnastic ini berkaitan dengan hal pelatihan jasmani. Apakah gunanya latihan jasmani? Apakah untuk membuat Anda letih, membuat Anda sakit? Tentu saja tidak, latihan ini untuk membuat Anda menjadi lebih kuat, lebih sehat. Dengan demikian, apakah tujuan dari pemangkasan? Apakah untuk melemahkan tanaman tersebut? Membuatnya sakit? Tentu saja tidak, tujuannya adalah agar Anda menghasilkan banyak buah.

4) Menghasilkan buah secara berkelimpahan

Selanjutnya, jenis yang keempat adalah orang yang menghasilkan banyak buah, buah yang berkelimpahan. Yesus berkata, "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak." - menghasilkan banyak buah, Yoh 15:8. Ternyata ada 4 jenis orang. Termasuk jenis orang yang manakah Anda? Orang Kristen macam apakah Anda? Perhatikan jenis yang keempat ini. Bukankah sungguh indah bisa masuk ke dalam jenis yang keempat? Mereka adalah orang-orang Kristen yang menikmati persekutuan yang manis dan indah bersama Allah. Mereka tidak perlu dipangkas dan didisiplin seperti anak kecil yang tidak mau mendengar. Di Perjanjian Lama, Allah berkata kepada Israel, "Janganlah jadi seperti keledai atau bagal, yang harus dicambuk, harus ditarik dengan kekang. Jika tidak diperlakukan seperti itu, ia tidak mau pergi ke tempat yang kau ingini." Saya pernah melihat orang yang menunggang kuda tunggangannya tanpa perlu memukulnya, orang tersebut berbisik di telinga kudanya. Sungguh indah! Kuda itu tahu apa yang diperintahkan. Peristiwa itu menimbulkan kesan yang sangat mendalam bagi saya. Kuda yang bagus ini benar-ebnar sangat terlatih, dan wanita yang menungganginya cukup berbisik di telinga kudanya, kemudian kuda itu berlari dengan anggunnya. Saya melihat bahwa inilah seharusnya gambaran tentang seorang Kristen. Mengapa Allah sampai harus menarik tali kekang, atau mencambuk agar kita mau bergerak? Seharusnya itu tidak diperlukan! Kalau saja kita mau mendengar!

Buah yang harus kita hasilkan

Apakah buah yang harus kita hasilkan itu? Apakah hal-hal yang dimaksudkan itu? Kita tahu seperti apa buah yang terdapat di pohon, namun apakah buah yang terdapat di dalam kehidupan Kristen? Apakah yang seharusnya kita hasilkan?

1) Menjalani kehidupan yang serupa dengan kehidupan

Kristus yang indah Pertama, 'buah' berarti karakter, yaitu kualitas Kristus di dalam hidup kita. Buah yang ini disebut 'buah Roh' di dalam Gal 5:22. Sungguh gambaran yang indah! Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, dan daftar ini berlanjut terus. Ada sembilan pokok yang dia sebutkan di sini. Bayangkan! Coba bayangkan - seorang Kristen dengan semua ciri buah ini di dalam hidupnya. Sungguh suatu kecantikan yang luar biasa! Anda tidak perlu berlangganan ke salon kecantikan, jika Anda memiliki buah Roh, kecantikan Anda akan sangat mempesona! Demikian pula halnya dengan para pria, Anda tidak perlu kuatir memilih-milih dasi apa yang akan Anda kenakan. Dasi memang membantu penampilan Anda, akan tetapi jika Anda memiliki buah Roh di dalam hidup Anda, hal itu akan sangat luar biasa! Dalam istilah Perjanjian Lama disebut dengan ungkapan perhiasan kekudusan [1 Taw 16:29, dll.] Anda mungkin bertanya, "Mengapa Allah menghendaki buah?" Saya akan balik bertanya kepada Anda, "Apakah Anda mau memiliki keluarga yang buruk?" Siapa yang mau memiliki keluarga yang buruk? Allah ingin agar umatNya menjadi cantik. Akan tetapi sebagian orang Kristen justru buruk sekali - maksud saya, hidup mereka buruk sekali. Saya beritahu Anda, jika seseorang memiliki kecantikan batin, hal itu akan memancar keluar dari diri orang tersebut sehingga Anda akan mengabaikan penampilan jasmani orang tersebut. Saya pernah kenal seseorang di Shanghai, dan orang ini secara jasmani sangat buruk. Akan tetapi perempuan ini memiliki kecantikan batiniah sehingga ketika Anda bercakap-cakap dengannya, Anda tidak akan memerhatikan penampilan fisiknya. Dia terlihat sangat cantik. Pernahkah Anda perhatikan ketika Anda membaca kitab Wahyu bahwa segala sesuatu yang terdapat di dalam Kerajaan Allah itu indah? Sungguh indah! Segala sesuatu yang Allah ciptakan itu sempurna. Kita tahu dari kitab Kejadian bahwa segala sesuatu yang Dia ciptakan, Dia melihat bahwa semuanya itu baik! Sangat indah! Kadang-kadang, saya mencoba untuk membayangkan Adam dan Hawa. Saya pikir mereka pastilah orang-orang yang paling cantik dan tampan yang pernah ada di muka bumi ini. Bisakah Anda membayangkan Adam? Orang ini diciptakan langsung oleh tangan Allah, dapatkah Anda membayangkan ketampanan orang ini? Dan jika Anda pernah membayangkan seperti apa cantiknya Hawa, yang ini juga ciptaan langsung dari Allah! Semua yang dibuat oleh Allah sangatlah indah! Namun ketika dosa masuk, segala sesuatu dijadikannya buruk. Namun ketika kita diselamatkan, Allah menjadikan kita ciptaan baru. Dia ingin agar ciptaan baruNya itu cantik! Paulus mengucapkan hal yang sama. Dia berkata bahwa suatu hari nanti, gereja, mempelai Kristus, akan dibawa ke hadapanNya tanpa cacat cela, sempurna dalam kecantikannya. Demikianlah, Dia menjadikan kita indah dengan buah Roh. Dia mengubah kita, mentransformasi kita! Dia tidak ingin kita tetap di dalam keburukan kita yang lama. Buah Roh adalah buah kekudusan, buah kebenaran. Buah dari Allah di dalam hidup kita. Namun saya harap Anda memperhatikan bahwa buah ini, sekalipun dihasilkan oleh kuasa Allah, bukan berarti kita tidak perlu mengeluarkan upaya untuk menumbuhkannya. Janganlah mengikuti kesalahan yang lazim kita dengar di gereja-gereja. Saya sering mendengar pernyataan yang keliru dan sesat yang mengatakan bahwa buah Roh itu ditumbuhkan tanpa adanya upaya dari pihak kita, dan oleh karena itu, buah Roh ini secara alami akan muncul dari dalam kehidupan seorang Krsiten. Seandainya saja pernyataan itu benar. Kita tidak boleh jatuh ke dalam pandangan yang keliru ini karena kita tidak sama dengan pohon alami, dalam penegrtian bahwa pohon yang alami itu tidak memiliki kehendak. Namun kita, sebagai manusia, memiliki kehendak. Dan karena kita memiliki kehendak, maka kita bisa mendukakan hati Roh Allah, kita bisa memadamkan Roh Allah, dan selanjutnya kita tidak menghasilkan buah Roh. Buah tersebut dihasilkan oleh kuasa Allah yang bekerja di dalam diri kita, namun bukan dalam pengertian bahwa ia akan muncul secara otomatis, melainkan dalam pengertian bahwa kita harus bekerjasama dengannya. Untuk alasan ini, rasul Petrus menyusun daftar yang mirip dengan buah Roh di dalam Galatia pasal 5 itu, akan tetapi dia membalikkan urutannya. Kita bisa temukan hal itu di dalam 2 Pet 1:5-8. Di sana, kita temukan urutannya dibalik: buah itu munculnya terakhir, dan pengendalian diri, yang berada di urutan terakhir di dalam Galatia, ditempatkan di urutan pertama di sini. Dan di ayat 5 tersebut, Petrus memulai dengan kata-kata: kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha. Perhatikan bahwa buah Roh itu dihasilkan oleh kuasa Allah, akan tetapi kita harus sungguh-sungguh berusaha berkerjasama dengan kuasa ini. Jadi, makna buah yang pertama kita dapatkan adalah kualitas kehidupan yang kita jalani, yang membuat kita menjadi serupa dengan Kristus di dalam keindahannya.

2) Perbuatan baik

Makna kedua dari buah menurut Alkitab, dalam kaitannya dengan kehidupan kita, adalah bahwa buah itu berarti perbuatan baik. Berulang kali di dalam Alkitab, kata 'buah' dan 'perbuatan baik' adalah kata-kata yang saling mengganti. Yang perlu kita perhatikan adalah bahwa perbuatan baik atau amal tidak boleh mendahului keselamatan. Kita tidak menyelamatkan diri kita dengan amal baik. Namun ketika kita diselamatkan, maka amal baik itu harus muncul. Ia harus muncul mengikuti keselamatan! Demikianlah, seagai contoh, kita temukan di dalam Gal 5:19, di mana Paulus berbicara tentang perbuatan daging. Namun di dalam Roma 7:5, dia juga berbicara tentang buah dari daging. Hal ini sekadar menunjukkan bahwa kata 'perbuatan' dan kata 'buah' itu bisa saling menggantikan. Di dalam Titus 3:14, kita melihat bahwa pekerjaan baik adalah lawan dari keadaan tidak berbuah. Dengan demikian, keadaan berbuah itu digambarkan lewat ungkapan pekerjaan yang baik. Di Kolose 1:10, rasul Paulus mengatakan ini: ... dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik. bagaimana cara menghasilkan buah? Kita menghasilkan buah dengan menghasilkan segala macam jenis pekerjaan yang baik. Dan di Yoh 15:8, Yesus berkata bahwa kita akan memuliakan Allah dengan menghasilkan banyak buah, hal yang sudah kita lihat beberapa saat yang lalu. Di Roma 6:22, Paulus berkata, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan. Artinya buah Anda yang diungkapkan dalam kekudusan. Dan apakah hasil dari beroleh buah yang membawa pada pengudusan ini? Di sana dikatakan bahwa hasilnya adalah hidup yang kekal. Hidup yang kekal adalah akhirnya, hasil dari beroleh buah kekudusan. Di dalam Efesus 5:9, dia berbicara tentang buah dari terang. Di dalam Ibrani 12:11, dia berbicara lagi tentang, buah kebenaran. Dan demikianlah seterusnya, ada begitu banyak referensi tentang hal ini. Jadi, kita telah lihat bahwa poin kedua dari buah ini adalah bahwa kita menghasilkan perbuatan atau amal baik di dalam kehidupan kita. Dan apakah perbuatan baik itu? Saya harap orang-orang Kristen tahu apa arti perbuatan baik itu. Setidaknya tahu sampai sebatas uraian berikut ini. Makna perbuatan baik, di antaranya, adalah membantu orang yang memerlukan pertolongan, namun di atas itu semua, memperhatikan saudara dan saudari seimannya. Segala sesuatu yang menyatakan kasih Allah dalam wujud yang nyata adalah perbuatan atau pekerjaan baik.

3) Memberikan hidup kepada orang lain

Dan sekarang, makna yang ketiga dari buah adalah memberi hidup kepada orang lain. Di dalam Alkitab, kita sering menemukan bahwa buah mengacu pada orang-orang. Demikianlah, di Yoh 12:24, misalnya, Yesus berkata bahwa sebutir gandum, selama dia belum jatuh ke tanah dan mati, akan tetap menjadi sebutir gandum. Namun jika ia jatuh ke tanah dan mati, maka ia akan menghasilkan banyak buah. Ia tidak sendirian lagi. Dalam penerapan awalnya, pernyataan ini berlaku pada diri Yesus sendiri. Kita adalah buahnya. Namun di dalam ayat 25, ayat selanjutnya, dia menerapkan pernyataan itu kepada kita. Yakni melalui kematian kita - mati terhadap dosa, mati terhadap cara hidup yang lama - maka kita juga akan menghasilkan buah dalam arti membawa orang lain kepada Kristus melalui kita. Demikian pula, rasul Paulus, dengan memakai gambaran yang sama di dalam 1 Kor 3:5-9, menyebut jemaat di Korintus sebagai ladang, sebagai hasil panen yang telah dia tanam. Dan di dalam Matius 9:37, Yesus berkata, "Gandum telah menguning." Di sini, dia mengacu pada orang-orang. Di 1 Kor 4:15, kita melihat bahwa buah bisa mengacu pada anak-ank. Di sana Paulus berkata, "Aku telah melahirkan kamu lewat Injil. Kamu adalah anak-anakku. Aku adalah bapa rohanimu, kamu adalah buahku." Dengan demikian, kita telah pahami ketiga aspek dari buah itu dan semuanya ini harus ada di dalam kehidupan Kristen kita.

Buah, bukti bahwa hidup Allah ada di dalam kita

Mari kita rangkum poin ini. Kita hasrus menghasilkan buah. Kita telah melihat bahwa jika kita tidak menghasilkan buah, Kitab Suci memberitahu kita bahwa Allah akan menebang kita, karena hal itu membuktikan bahwa hidup Allah tidak ada di dalam diri kita. Kita harus membuktikan bahwa kita ini adalah murid-muridNya. Percuma saja mengaku sebagai seorang Kristen. Orang lain harus bisa melihat bisa melihat bahwa kita adalah orang Kristen. kita adalah terang dunia dan orang harus bisa melihat terang itu. Kita adalah garam dunia dan orang lain bisa merasakan garam tersebut. Seperti kata Yesus - di bagian akhir dari Yoh 15:8, dan ini adalah kalimat yang penting - " ...yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." buah membuktikan bahwa kita adalah murid-muridnya. Buah adalah bukti bahwa kita benar-benar milik Tuhan. Tanpa bukti tersebut, Anda boleh mengklaim apa saja. Klaim tersebut tidak akan menunjukkan apa-apa. Demikianlah, sebagai rangkumannya, kita harus memiliki ketiga aspek dari buah tersebut di dalam kehidupan kita untuk memuliakan Allah Yahweh. Pertama, kita harus menjadi indah seindah Kristus. Dan itu adalah hal yang sangat membangkitkan semangat! Jemaat yang cantik, yang menyatakan kasih Kristus di dalam kehidupannya! Dan hal ini terkait secara langsung dengan poin yang kedua, tentu saja, bahwa buah tersebut menemukan perwujudannya dalam bentuk pekerjaan baik, karena kasih tidak sekadar mempercantik diri kita, melainkan juga untuk menolong orang lain. Dan poin ini terkait dengan poin yang ketiga. Karena Anda menolong orang lain, maka Anda memuliakan Allah di mata mereka. Dengan demikian, banyak dari mereka yang akan datang kepada Tuhan, dan mereka yang datang kepada Tuhan ini adalah buah dari Anda.

Buah itu hanya mungkin jika hidup Kristus ada di dalam Anda

Kita semua harus paham bahwa tak satupun orang yang mampu menghasilkan buah dengan kekuatan kita sendiri. Hidup Allah yang bekerja di dalam diri kitalah yang menghasilkan buah tersebut. Sama seperti yang dikatakan oleh Yesus, "Sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." Tidak menghasilkan sama sekali! Namun karena hidupNya ada di dalam diri saya, maka saya harus menghasilkan buah! Perhatikan bahwa kata 'diselamatkan' itu berkenaan dengan kehidupan, dan kehidupan itu berkenaan dengan keadaan kita yang terhubungkan denganNya setiap saat. Jika Anda putuskan hubungan tersebut, maka berakhirlah riwayat Anda. Lampu bisa menyala karena terhubungkan dengan sumber listrik. jika Anda putuskan aliran listriknya, maka matilah lampu tersebut. Kita menjadi terang dunia karena hidup Allah mengalir melalui kita lewat Kristus. Bagaimana saya bisa tahu bahwa di dalam lampu tersebut ada listriknya? Karena lampu itu menyala. Sangat sederhana. Dengan gambaran yang lain, bagaimana Anda tahu hidup Allah ada di dalam Anda, karena Anda menghasilkan buah. Dan itulah makna keselamatan - hidup Kristus bekerja di dalam diri saya, mengubah saya, menjadikan saya manusia baru, memancarkan terang Allah. Sekarang kita bisa akhiri titik pembahasan. Kita tentunya sekarang ini sudah dalam posisi yang lebih bagus untuk bisa memahami isi Filipi 2:12-13. Di sana, kita melihat kalimat: karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Ayat 13 berbunyi: Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu menunjukkan bahwa hidup Allah, Roh Allah bekerja di dalam jiwa saya. Namun karena Dia yang bekerja di dalam diri saya, maka saya harus menghasilkan buah. Kalimat 'kerjakanlah keselamatanmu' dalam kata-kata yang sederhana berarti 'hasilkanlah buah'. Dan kalimat 'menghasilkan buah' berarti beroleh buah hidup yang kekal, hal yang kita lihat di dalam Roma 6:22. Dan, hidup ini, setelah bekerja di dalam diri kita, dengan menghasilkan buah, memberi hasil hidup yang kekal. Ini berarti bahwa proses keselamatan telah dilengkapi, diakhiri dengan hidup yang kekal. Itulah yang nyatakan oleh Paulus di dalam Roma 6:22. Jadi, janganlah kita membuat kesalahan dengan mengira bahwa keselamatan itu sekadar menabur benih dan mendapatkan sesuatu tanaman yang bertumbuh. Janganlah mengira bahwa keselamatan itu hanya sekadar satu peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu dan telah selesai. Keselamatan adalah suatu proses yang berkelanjutan untuk menghasilkan buah menuju pada hidup yang kekal. Hidup yang kekal adalah hidup Allah yang bekerja di dalam diri saya sekarang ini. Dan hidup itu harus terus bekerja sampai menuju keselamatan yang penuh, sampai kita diselamatkan di dalam Kerajaan Allah, saat kita dipersembahkan tanpa noda di hadapanNya. Kemudian, akhirnya, karya keselamatan itu utuh di dalam diri kita, pada saat yang dikatakan oleh rasul Yohanes, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. (1 Yoh 3:2)

Ditebang atau mengalami kuasa Allah?

Jadi, pertanyaannya adalah, apakah Anda menghasilkan buah? Apakah Anda sadar betapa pentingnya buah ini; tahukah Anda bahwa buah ini vital di dalam proses keselamatan, dan tanpa buah ini, maka Anda akan ditebang? Ini semua bukanlah ucapan saya - semua ini adalah ucapan dari Kitab Suci. Mengapa tidak menjalani hidup yang menghasilkan buah? Bagaimanapun juga, sangatlah tidak memuaskan menjalani kehidupan Kristen yang tidak menghasilkan buah. Dan, terakhir, perhatikan juga, bahwa saat Anda menghasilkan buah, maka Anda akan mengalami kuasa Allah bekerja melalui diri Anda. Banyak orang Kristen yang belum mengalami sukacita di mana Allah, melalui mereka, memunculkan buah hidup kekal dalam diri orang lain - memenangkan jiwa bagi Tuhan. Pernahkah Anda mengalami kepuasan yang datang saat karya kuasa Allah bekerja melalui diri Anda? Anda akan mengalami jika Anda mengizinkan keindahan Kristus muncul di dalam hidup Anda. Kiranya Allah menggenapi rencanaNya di dalam diri kita!

Oleh Pendeta Eric Chang (Penguraian lengkap tentang komitmen total dapat dibaca di buku Totally Committed karangan Pendeta Eric Chang)