Friday 15 January 2010

Belajar keadilan dari rumah, lapangan olahraga dan Tuhan

Sebab TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan sayang kepada hamba-hamba-Nya. (Mazmur 135:14)

Dimanakah tempat yang paling baik untuk belajar tentang keadilan? Di rumah bersama anak-anak! Di rumah, dalam keluarga, dengan mudah bisa kita pahami dan hayati keadilan bukan sekadar teori atau pemikiran filosofis yang abstrak lagi rumit, tetapi sesuatu prinsip dan praktek hidup yang sangat nyata dan sederhana. Anak-anak bahkan yang masih kecil pun dengan gampang mengetahui dan merasakan seandainya ketidakadilan terjadi dan akan memprotesnya. Di rumah juga kita dengan mudah sekali menangkap makna ungkapan: no justice no peace. Tidak ada keadilan maka tidak ada damai. Keluarga pasti segera bertengkar dan berkelahi jika tidak merasakan keadilan. Itulah sebabnya kita, dikatakan atau tidak dikatakan, selalu berusaha adil dan menjunjung prinsip keadilan ini dalam keluarga dan rumah tangga kita. Di rumah, walaupun memakai bahasa sederhana, keadilan sebagaimana dirumuskan para ahli dinyatakan: setiap orang sama dan setara di depan hukum serta memperoleh perlindungan. Setiap orang dijamin memperoleh apa yang menjadi hak-nya, kebutuhannya, dan imbalan yang pantas atas prestasinya. Dan itulah yang membuat keluarga kita damai dan bahagia.

Namun ada tempat kedua yang paling baik untuk belajar tentang keadilan: dunia olahraga. Dalam dunia olahraga atau sport kita sangat menghayati prinsip fairness atau keadilan. Semua kita orang dewasa dan anak-anak tahu bahwa dalam bermain sepak bola, bulu tangkis, lomba lari dan lain-lain kita harus fair dan tidak boleh curang atau culas (anak yang curang bermain langsung dijauhi atau dimusuhi, juga yang mengamuk jika kalah). Kalah menang soal biasa yang penting semua bermain sesuai aturan yang ada. Semua baik namun ada yang terbaik dan semua menerimanya dengan lapang dada. Piala, hadiah, atau imbalan diberikan kepada yang terbaik. Dan semua kita tahu yang terbaik tidak jatuh tiba-tiba dari langit, namun buah ketekunan, kerja keras dan perjuangan yang bersangkutan.

Hari ini kita diajak untuk membawa prinsip dan praktek keadilan yang sangat kita hayati dalam keluarga dan dunia olahraga itu ke dalam masyarakat dan negara. Tentu keadaan masyarakat dan negara jauh lebih besar dan rumit, namun tetap membutuhkan prinsip-prinsip keadilan yang sangat sederhana itu. Sama seperti dalam rumah atau dunia olahraga, di dalam gereja, masyarakat dan negara pun kita harus berjuang mempraktekkan: setiap orang mendapat apa yang menjadi hak-nya, kebutuhannya dan imbalan yang wajar atas prestasinya, juga akses yang sama ke sumber-sumber kehidupan.

Bagi kita orang beriman prinsip keadilan memiliki akar yang lebih dalam: TUHAN itu adil. Dia mengasihi kita dan memberi kita keadilan. Sebab itu kita juga harus adil dan menjunjung keadilan dalam kehidupan sehari-hari kita. Di sini kita semakin disadarkan keadilan bukan soal selera, suasana hati, atau situasi, tetapi sifat TUHAN yang diinginkanNya juga ada dalam hati kita. Dia memanggil kita untuk ikut mewujudkan keadilan dalam hidup bergereja, bermasyarakat dan bernegara. Dan baiklah kita sadar bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mengelak atau menghindar dari keadilan TUHAN.

Doa:

Ya Allah, Engkau adalah Tuhan yang adil. Engkau mengasihi yang lemah dan tidak berdaya, dan membalas setiap orang menurut perbuatanNya. Namun Engkau juga Tuhan yang penuh kasih dan suka mengampuni. KepadaMulah kami datang membawa hidup kami. Ajarlah kami bersikap adil dalam kehidupan sehari-hari kami, tidak hanya di rumah dan ketika bermain olahraga, tetapi juga dalam segala ruang kehidupan kami. Bantulah kami memperjuangkan keadilan di negeri kami agar setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak-nya, kebutuhannya dan imbalan yang pantas atas prestasi dan kerja kerasnya, serta memiliki akses yang sama kepada sumber-sumber kehidupan. Dalam Yesus kami berdoa. AMIN.

Pdt Daniel Taruli Asi Harahap