Monday 14 June 2010

Yesus Sebagai Jalan Kepada Bapa

Nas : Yohanes 14 : 1 – 3.
Thema : Krisis Perumahan/Tempat Tinggal.
1. Nas ini diawali oleh kata “Janganlah gelisah hatimu (metarassesto umon e kardia)”. Hal ini dapat kita pahami bahwa nas ini adalah rentetandari tulisan sebelumnya yaitu mulai pasal 12 tentang pemberitaan akam kematian Yesus. Tentunya para murid-murid memiliki reaksi atas perasaannya masing-masing, dan menuju kepada suatu hati yang bimbang atau gelisah. Yesus yang adalah Tuhan yang melihat hati (1 Sam. 16:7 “manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati) tentulah sangat paham akan keadaan hati murid-muridNya.

Mereka jelas mengkhawatirkan tentang kelanjutan misi mereka jika tanpa bersama Yesus. Kalimat ini kembali dijelaskan Yesus dalam ayat 27 (Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu). Murid-murid sedang menanti/membutuhkan garansi dan Yesus telah menjanjikan akan tetap menyertai. Yesus senantiasa masih tetap menyinggung dalam ajaranNya tentang Bapa (14:1 “Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu). Ini merupakan indikasi, bahwa murid-murid masih kebingungan tentang siapa Yesus sebenernya dan siapa Allah Bapa. Jika kita melanjutkan dari ayat 4-14, di sana terjadi dialog, bahwa memang jelas murid-muridNya butuh penjelasan lebih dalam hubungan antara Yesus dengan Bapa. Secara tegas Yesus menjelaskan atas pertanyaan Filipus pada ayat 9 (barang siapa telah melihat Aku, ia melihat Bapa).

2. Masa kepergian Yesus adalah suatu missi khusus untuk menyediakan tempat bagi murid-muridNya. Dan tempat yang dimaksud oleh Yesus adalah Rumah Bapa atau sorga (ayat 2: “sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu).

3. Ada kata yang sangat perlu diperhatikan dalam ayat yang ketiga “supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada (opou eimi ego kai umeis ete). Dalam hal ini semakin jelaslah bahwa sekalipun Yesus ke sorga bukan berarti kehilangan Yesus tetapi akan tetap bersama-sama dengan Yesus bukan di luar planet ini tetapi suatu bahagian/tempat dalam posisi rohani/keimanan setiap orang yang percaya. Ini dijelaskan pada pasal 12:26, barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayananKu akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa. Begitu juga dalam pasal 17:24 Ya Bapa, Aku mau supaya dimanapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu, agar mereka memandang kemualiaanKu yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Renungan.

Nas ini sangat menetukan bagi kita semua warga GKPI yang senantiasa mengasihi Yesus. Setiap orang masih digoncang oleh beragam pencobaan, apakah dalam keadaan sakit, problema keluarga, pekerjaan dan bencana. Hal ini menimbulkan kegelisahan hati dan bertanya, apakah Yesus besertanya ataukah Yesus telah meninggalkannya?. Dan ada yang sampai-sampai bertanya dalam kegelisahannya apakah Yeus ada?. Tentunya kita telah memperoleh nas ini agar jangan ada persepsi seperti pertanyaan di atas tetapi sungguh percaya kepada Yesus yang tetap berada bersama kita. Kalau begitu, jika suatu saat muncul kegelisahan akibat tantangan dan berbagai pencobaan menghampiri hidup kita, apa yang menjadi landasan untuk mengingatkan kita supaya jangan larut dalam kegelisahan itu? Ingatlah dan katakanlah seperti yang tertulis dalam Mazmur 43:5. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!!

Pdt. Lofty L. Sihotang, S.Th.